MGBK (MUSYAWARAH GURU BIMBINGAN KONSELING)

Minggu, 30 September 2012

Tips Mengatasi Anak Malas Sekolah

Seringkali kita lihat anak yang malas kalau disuruh untuk berangkat ke sekolah. Sesekali anak malas untuk kesekolah adalah hal yang wajar, akan tetapi jika hal ini berlangsung terus menerus tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi masa depan anak nantinya. Hal ini tentunya memerlukan penanganan yang bijak dari orang tua untuk menyadarkan arti pentingnya sekolah pada diri anak tersebut.
Banyak dari orang tua, kadangkala berusaha membujuk anak yang malas sekolah tersebut dengan iming-iming barang atau sesuatu yang paling disukai oleh akan tersebut, agar ia mau bersekolah. Tidak jarang pula sebagian orang tua menggunakan hak perogratifnya dengan memarahi atau bahkan menghukum anak tersebut. Cara tersebut kadangkala cukup efektif untuk membujuk anak agar mau pergi ke sekolah, akan tetapi tidak pernah menumbuhkan kesadaran pada diri anak akan arti pentingnya sekolah. Kalaupun anak berangkat juga, ia melakukannya dengan keterpaksaan karena takut dimarahi, atau menginginkan suatu hadiah dan bukan atas kesadaran diri akan arti pentingnya pergi ke sekolah.
Rasa malas itu bisa muncul kapan saja. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh orangtua jika anaknya menunjukkan tanda-tanda enggan ke sekolah, seperti malas bangun pagi, tak mau mengerjakan PR, pura-pura sakit dan lainnya, jangan prenah langsung dimarahi. Akan tapi kita harus mencari tahu penyebab anak melakukan hal yang demikian.
Banyak manfaat yang akan diperoleh jika orangtua tahu penyebab anak bosan sekolah. Orang taua akan bisa menangani dan menyadarkan mereka pentingnya sekolah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membangkitkan anak untuk mau sekolah lagi. Pertama cobalah beri gambaran pada anak bahwa sekolah sangat penting bagi kehidupanya kelak. Misalnya dengan mengatakan, “jika Adek ingin jadi dokter harus rajin sekolah, biar bisa mengobati mama kalau sakit.” Selain itu, orangtua juga bisa mengambarkan bahwa sekolah adalah kegitan yang menyenangkan. Contohnya dengan cara mengatakan, di sekolah kamu bisa bertemu dan bermain teman-teman. Dengan banyak teman kalau kamu kesulitan banyak yang menolong. Di sekolah juga ada tempat bermain yang asyik yang nggak kamu temui di rumah.
Kalaupun dengan tindakan itu, anak tetap berkeras tidak masuk sekolah, meskipun terpaksa, sesekali orangtua boleh menuruti keinginannya. Sebab jika dipaksakan sekolah, mungkin anak jadi BeTe dan akan merasa sekolah tak menyenangkan. Namun sebelumnya harus diberikan peringatan tegas dengan mengatakan, “untuk kali ini mama kasih ijin kamu nggak masuk sekolah, tapi adek harus cerita kenapa nggak mau sekolah.” Dengan cara tersebut, anak diberi kesempatan untuk mengutarakan alasannya, dan tidak hanya dipandang sebagai objek yang harus selalu menuruti apapun kemauan orangtua.
Banyak hal yang penyebabnya. Misalnya karena beban pelajaran yang terlalu berat, terlalu banyak les, lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan, jarak sekolah terlalu jauh dan sebagainya. Jika orangtua tahu penyebabnya adalah beban pelajaran yang berat, orang tua harus aktif mengetahui tugas apa saja yang diberikan guru pada anak. Periksalah kapan waktu penyerahan tugas yang ditentukan guru, bimbing dan koreksi anak dalam mengerjakan PR. Jika tahu penyebabnya kita bisa memberikan solusi terbaik buat anak.
Anak Malas Sekolah dan Solusinya
·         Lingkungan Tak Menyenangkan
Bisa jadi lingkungan tempatnya belajar tak menyenangkan buat anak. Contohnya saat di sekolah ia sering dijahili atau diejek oleh temannya, bahkan dimintai uang, sehingga anak jadi takut. Hal ini yang paling sering terjadi. “Bila ini menimpa anak, orangtua harus segera melapor dengan pihak sekolah agar segera diatasi.” Selain itu orangtua harus memberikan bimbingan agar anak tumbuh kepercayaan dirinya dan tidak trauma.
Caranya? Menumbuhkan rasa percaya diri anak kembali. Katakan bahwa ia patut mensyukuri apa yang dimilikinya sekarang. Tidak perlu minder. Cobalah tumbuhkan rasa percaya diri padanya dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ia miliki. Misalnya, “Nak, kamu nggak perlu kecil hati jika diejek teman. Tuhan menciptakan manusia dengan kelebihan yang berbeda-beda. Meski kamu tidak pandai main sepakbola tapi suara kamu kan merdu. Tidak semua teman kamu punya suara semerdu kamu, lho!” Dorongan semangat seperti ini akan membuat rasa percaya diri anak kembali tumbuh.
·         Terlalu Banyak Les
Terlalu banyak les tambahan untuk mendongkrak nilai atau membuat anak pintar akan tetapi juga bisa membuat anak malas atau bosan ke sekolah. Bagaimana tidak jenuh, jika setiap waktu hanya dihabiskan dengan buku dan buku terus.
Memang wajar bila orang tua ingin buah hatinya pintar. Tetapi keinginan ini harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. Ingat, setiap anak adalah pribadi yang unik dan berbeda. Ada anak yang senang dengan aneka les tambahan, namun ada pula yang tidak. Jika pelajaran tambahan dibutuhkan, bimbinglah anak belajar di rumah dalam suasana yang tenang. Bila anak menampakkan tanda-tanda jenuh, istirahatkan sejenak. Dengan demikian ia merasa tidak terbebani. “Yang terpenting, saat mengajarinya jangan pernah mengucapkan kata-kata yang memberi label buruk pada anak, seperti: Bodoh, gitu saja tidak bisa! Pemberian label ini akan berdampak tidak baik untuk perkembangan mentalnya.”
·         Jarak Sekolah Jauh
Jarak sekolah yang terlampau jauhpun bisa membuat anak emoh sekolah. Kebanyakan orangtua kurang memperhitungkan jarak rumah dengan sekolah. Banyak dari mereka yang memasukan anaknya ke sekolah dengan alasan, sekolah favorit, dan bagus. Sehingga jarak tempuh lupa diperhatikan. Padahal kata Desi, untuk ukuran anak SD jarak sekolah yang terlalu jauh dari rumah bisa membuat anak lelah ketika sampai di sekolah.
Bayangkan saja mereka harus bangun lebih pagi untuk bisa sampai di sekolah tanpa terlambat. Lama kelamaan tentu ia akan jenuh. Sehingga merasa waktunya hanya dihabiskan untuk sekolah saja. Padahal untuk anak usia SD suasana berangkat dan pulang sekolah adalah harus menyenangkan.
Lantas sejauh mana jarak ideal antara rumah dan sekolah? “Jangan lebih dari 15-30 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan,”. Lebih dari itu, anak hanya akan merasa lelah. “Jangankan anak seumur itu, kita yang dewasa pun capek kalau harus menempuh perjalanan yang makan waktu 1 jam.” Orangtua harus menemukan cara agar anak bisa nyaman selama di perjalanan, misalnya dengan menyewa jasa penjemputan. Jasa penjemputan pun jika waktu tempuhnya terlalu lama bisa membuat anak jenuh. Usahakan anak semangat saat berangkat ke sekolah, karena suasana menyenangkan saat berangkat membuat anak bersemangat menerima pelajaran.
·         Kurang Perhatian
Kesibukan orangtua yang bekerja sehingga tak punya waktu untuk membimbing dan memperhatikan pendidikan anaknya pun memicunya malas bersekolah. Saking sibuknya, ayah dan ibu sering menyerahkan segala urusan sekolah pada pengasuh ataupun guru. Bahkan tak jarang karena sibuk orangtua tak sempat menghadiri acara yang harusnya dihadiri orangtua. Akibatnya anak sering mendapat teguran dari guru dan ejekan dari teman-temannya yang seolah-olah menghakiminya. Ini bisa membuatnya malu pada teman-tamannya, dan akhirnya malas untuk berangkat sekolah.
Untuk mengatasi rasa bosan ke sekolah, orangtua harus bisa memberi perhatian, bimbingan belajar pada anak, sehingga ia merasa diperhatikan. Jadi anak merasa sekolah bukan beban, dan mereka kan berangkat ke sekolah dengan hati riang.

0 Comments:

 

This Template is Brought to you by : AllBlogTools.com blogger templates