Dalam buku
Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas
visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita
belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu,
kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas
bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang
memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini
metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan
pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan
pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada
siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar
visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti
materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat
dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan
belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti
diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih
suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya
belajar visual :
1.
Bicara agak cepat
2.
Mementingkan penampilan dalam
berpakaian/presentasi
3.
Tidak mudah terganggu oleh keributan
4.
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5.
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6.
Pembaca cepat dan tekun
7.
Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan,
tapi tidak pandai memilih kata-kata
8.
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada
pidato
9.
Lebih suka musik dari pada seni
10.
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi
verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
Strategi untuk
mempermudah proses belajar anak visual :
1.
Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar,
diagram dan peta.
2.
Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3.
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4.
Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan
video).
5.
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan
ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori
(belajar dengan cara mendengar)
Lirikan
kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa yang
bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya
hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat
belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang
guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone
suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori
lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak
auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih
cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1.
Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2.
Penampilan rapi
3.
Mudah terganggu oleh keributan
4.
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5.
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6.
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca
7.
Biasanya ia pembicara yang fasih
8.
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada
menuliskannya
9.
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10.
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan
yang melibatkan Visual
11.
Berbicara dalam irama yang terpola
12.
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,
berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1.
Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam
diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2.
Dorong anak untuk membaca materi pelajaran
dengan keras.
3.
Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4.
Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5.
Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke
dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya
belajar kinestetik :
1.
Berbicara perlahan
2.
Penampilan rapi
3.
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi
keributan
4.
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5.
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6.
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika
membaca
7.
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat
dalam bercerita
8.
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi
dengan gerakan tubuh saat membaca
9.
Menyukai permainan yang menyibukkan
10.
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika
mereka memang pernah berada di tempat itu
11.
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1.
Jangan paksakan anak untuk belajar sampai
berjam-jam.
2.
Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek
sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3.
Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada
saat belajar.
4.
Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal
penting dalam bacaan.
5.
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan
musik.
Gaya belajar dapat
menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan
gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis
tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya
belajar yang berbeda-beda.
0 Comments:
Post a Comment