Seringkali kita
lihat anak yang malas kalau disuruh untuk berangkat ke sekolah. Sesekali anak
malas untuk kesekolah adalah hal yang wajar, akan tetapi jika hal ini
berlangsung terus menerus tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi masa
depan anak nantinya. Hal ini tentunya memerlukan penanganan yang bijak dari
orang tua untuk menyadarkan arti pentingnya sekolah pada diri anak tersebut.
Banyak dari orang tua, kadangkala berusaha
membujuk anak yang malas sekolah tersebut dengan iming-iming barang atau
sesuatu yang paling disukai oleh akan tersebut, agar ia mau
bersekolah. Tidak jarang pula sebagian orang tua menggunakan hak
perogratifnya dengan memarahi atau bahkan menghukum anak tersebut. Cara
tersebut kadangkala cukup efektif untuk membujuk anak agar mau pergi ke
sekolah, akan tetapi tidak pernah menumbuhkan kesadaran pada diri anak akan
arti pentingnya sekolah. Kalaupun anak berangkat juga, ia melakukannya dengan
keterpaksaan karena takut dimarahi, atau menginginkan suatu hadiah dan bukan
atas kesadaran diri akan arti pentingnya pergi ke sekolah.
Rasa malas itu bisa muncul kapan saja. Hal
terpenting yang harus dilakukan oleh orangtua jika anaknya menunjukkan
tanda-tanda enggan ke sekolah, seperti malas bangun pagi, tak mau mengerjakan
PR, pura-pura sakit dan lainnya, jangan prenah langsung dimarahi. Akan tapi
kita harus mencari tahu penyebab anak melakukan hal yang demikian.
Banyak manfaat yang akan diperoleh jika
orangtua tahu penyebab anak bosan sekolah. Orang taua akan bisa menangani dan
menyadarkan mereka pentingnya sekolah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan
orangtua untuk membangkitkan anak untuk mau sekolah lagi. Pertama cobalah beri
gambaran pada anak bahwa sekolah sangat penting bagi kehidupanya kelak. Misalnya
dengan mengatakan, “jika Adek ingin jadi dokter harus rajin sekolah, biar bisa
mengobati mama kalau sakit.” Selain itu, orangtua juga bisa mengambarkan bahwa
sekolah adalah kegitan yang menyenangkan. Contohnya dengan cara mengatakan, di
sekolah kamu bisa bertemu dan bermain teman-teman. Dengan banyak teman kalau
kamu kesulitan banyak yang menolong. Di sekolah juga ada tempat bermain yang
asyik yang nggak kamu temui di rumah.
Kalaupun dengan tindakan itu, anak tetap
berkeras tidak masuk sekolah, meskipun terpaksa, sesekali orangtua boleh
menuruti keinginannya. Sebab jika dipaksakan sekolah, mungkin anak jadi BeTe
dan akan merasa sekolah tak menyenangkan. Namun sebelumnya harus diberikan
peringatan tegas dengan mengatakan, “untuk kali ini mama kasih ijin kamu nggak
masuk sekolah, tapi adek harus cerita kenapa nggak mau sekolah.” Dengan cara
tersebut, anak diberi kesempatan untuk mengutarakan alasannya, dan tidak hanya
dipandang sebagai objek yang harus selalu menuruti apapun kemauan orangtua.
Banyak hal yang penyebabnya. Misalnya karena
beban pelajaran yang terlalu berat, terlalu banyak les, lingkungan sekolah yang
tidak menyenangkan, jarak sekolah terlalu jauh dan sebagainya. Jika orangtua
tahu penyebabnya adalah beban pelajaran yang berat, orang tua harus aktif
mengetahui tugas apa saja yang diberikan guru pada anak. Periksalah kapan waktu
penyerahan tugas yang ditentukan guru, bimbing dan koreksi anak dalam
mengerjakan PR. Jika tahu penyebabnya kita bisa memberikan solusi terbaik buat
anak.
Anak Malas Sekolah
dan Solusinya
·
Lingkungan Tak Menyenangkan
Bisa jadi
lingkungan tempatnya belajar tak menyenangkan buat anak. Contohnya saat di
sekolah ia sering dijahili atau diejek oleh temannya, bahkan dimintai uang,
sehingga anak jadi takut. Hal ini yang paling sering terjadi. “Bila ini menimpa
anak, orangtua harus segera melapor dengan pihak sekolah agar segera diatasi.”
Selain itu orangtua harus memberikan bimbingan agar anak tumbuh kepercayaan
dirinya dan tidak trauma.
Caranya?
Menumbuhkan rasa percaya diri anak kembali. Katakan bahwa ia patut mensyukuri
apa yang dimilikinya sekarang. Tidak perlu minder. Cobalah tumbuhkan rasa
percaya diri padanya dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ia miliki.
Misalnya, “Nak, kamu nggak perlu kecil hati jika diejek teman. Tuhan
menciptakan manusia dengan kelebihan yang berbeda-beda. Meski kamu tidak pandai
main sepakbola tapi suara kamu kan merdu. Tidak semua teman kamu punya suara
semerdu kamu, lho!” Dorongan semangat seperti ini akan membuat rasa percaya
diri anak kembali tumbuh.
·
Terlalu Banyak Les
Terlalu banyak
les tambahan untuk mendongkrak nilai atau membuat anak pintar akan tetapi juga
bisa membuat anak malas atau bosan ke sekolah. Bagaimana tidak jenuh, jika
setiap waktu hanya dihabiskan dengan buku dan buku terus.
Memang wajar
bila orang tua ingin buah hatinya pintar. Tetapi keinginan ini harus
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. Ingat, setiap anak adalah
pribadi yang unik dan berbeda. Ada anak yang senang dengan aneka les tambahan,
namun ada pula yang tidak. Jika pelajaran tambahan dibutuhkan, bimbinglah anak
belajar di rumah dalam suasana yang tenang. Bila anak menampakkan tanda-tanda
jenuh, istirahatkan sejenak. Dengan demikian ia merasa tidak terbebani. “Yang
terpenting, saat mengajarinya jangan pernah mengucapkan kata-kata yang memberi
label buruk pada anak, seperti: Bodoh, gitu saja tidak bisa! Pemberian label
ini akan berdampak tidak baik untuk perkembangan mentalnya.”
·
Jarak Sekolah Jauh
Jarak sekolah yang terlampau jauhpun bisa
membuat anak emoh sekolah. Kebanyakan orangtua kurang memperhitungkan jarak
rumah dengan sekolah. Banyak dari mereka yang memasukan anaknya ke sekolah
dengan alasan, sekolah favorit, dan bagus. Sehingga jarak tempuh lupa
diperhatikan. Padahal kata Desi, untuk ukuran anak SD jarak sekolah yang
terlalu jauh dari rumah bisa membuat anak lelah ketika sampai di sekolah.
Bayangkan saja mereka harus bangun lebih pagi
untuk bisa sampai di sekolah tanpa terlambat. Lama kelamaan tentu ia akan
jenuh. Sehingga merasa waktunya hanya dihabiskan untuk sekolah saja. Padahal
untuk anak usia SD suasana berangkat dan pulang sekolah adalah harus
menyenangkan.
Lantas sejauh mana jarak ideal antara rumah dan
sekolah? “Jangan lebih dari 15-30 menit perjalanan dengan menggunakan
kendaraan,”. Lebih dari itu, anak hanya akan merasa lelah. “Jangankan anak
seumur itu, kita yang dewasa pun capek kalau harus menempuh perjalanan yang
makan waktu 1 jam.” Orangtua harus menemukan cara agar anak bisa nyaman selama
di perjalanan, misalnya dengan menyewa jasa penjemputan. Jasa penjemputan pun
jika waktu tempuhnya terlalu lama bisa membuat anak jenuh. Usahakan anak
semangat saat berangkat ke sekolah, karena suasana menyenangkan saat berangkat
membuat anak bersemangat menerima pelajaran.
·
Kurang Perhatian
Kesibukan orangtua yang bekerja sehingga tak
punya waktu untuk membimbing dan memperhatikan pendidikan anaknya pun memicunya
malas bersekolah. Saking sibuknya, ayah dan ibu sering menyerahkan segala
urusan sekolah pada pengasuh ataupun guru. Bahkan tak jarang karena sibuk
orangtua tak sempat menghadiri acara yang harusnya dihadiri orangtua. Akibatnya
anak sering mendapat teguran dari guru dan ejekan dari teman-temannya yang
seolah-olah menghakiminya. Ini bisa membuatnya malu pada teman-tamannya, dan
akhirnya malas untuk berangkat sekolah.
Untuk mengatasi rasa bosan ke sekolah, orangtua
harus bisa memberi perhatian, bimbingan belajar pada anak, sehingga ia merasa
diperhatikan. Jadi anak merasa sekolah bukan beban, dan mereka kan berangkat ke
sekolah dengan hati riang.
0 Comments:
Post a Comment